Puisi ini pertama kali diterbitkan oleh Harian Analisa edisi Rabu, 22 Maret 2017. Tipografi di korannya sedikit berubah, maka di sinilah versi aslinya. Oleh Alda Muhsi MARET MENYERET LUKA /1 Malam semakin tua di antara debar kita yang mendengar dengkur jam dinding mata pisau tajam membiaskan darah berbau amis melekat pada punggung bulan Sejatinya aku masih punya album untuk kita buka dan tertawai namun maret lebih dulu menyeret tubuhmu pada hamparan luka yang selalu kita elak liangnya SSSK, Maret 2017 MARET MENYERET LUKA /2 Nun tiada pernah aku memandang bahwa tubuhmu akan goyang pada sebuah hantaman tanda tanya yang melingkupi jiwamu bukankah kita sedang memeram mimpi tapi mengapa kau berbagi pilu meski tertatih kau eja waktu tanganmu tiba-tiba saja bergetar ketika coba melambai SSSK, Maret 2017 MARET MENYERET LUKA /3 Jangan pernah berharap inilah ilustrasi kau benar-benar memegang bara yang membakar telapak tanganmu sudahlah, jangan sen
Setiap pikiran akan lebih bermakna jika dituliskan.