TITIPAN Oleh ALD Muhsi Inilah hari yang kutunggu. Pagi-pagi sekali aku langsung mendatangi rumahmu. Seperti janjimu lewat Black Berry Messenger beberapa hari lalu, datanglah hari Minggu, aku menunggumu. Sesungguhnya aku sudah tak tahan untuk memelukmu, menumpahkan segala rindu dan keluh kesah yang berdiam dalam dada. Ada banyak cerita yang ingin kusampaikan, dan ada satu hal yang paling penting. Aku sampai di depan sebuah rumah yang kau tunjukkan kala itu. Tapi kulihat pintu kayu yang warna catnya sudah pudar dan terkelupas itu tertutup rapat sekali. Pagar putih lusuh yang penuh karat itu juga dirantai dan digembok. Aku mengusap peluh yang mengalir ke seluruh tubuh. Apa aku salah rumah? Tapi tak mungkin, aku tanda sekali dengan pohon belimbing di belakang gerbang ini. “Kau tandai saja pohon belimbing ini agar tak salah rumah.” Kau ke mana? Apa kau melupakan janji kita? Atau kau sengaja berpura-pura lupa? Atau kau berbohong tentang rumah ini? Dasar penipu. Mungkin sudah le
Setiap pikiran akan lebih bermakna jika dituliskan.