Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2015

CERPEN ALD MUHSI, BANJARMASIN POST 29 MARET 2015

TITIPAN Oleh ALD Muhsi Inilah hari yang kutunggu. Pagi-pagi sekali aku langsung mendatangi rumahmu. Seperti janjimu lewat Black Berry Messenger beberapa hari lalu, datanglah hari Minggu, aku menunggumu. Sesungguhnya aku sudah tak tahan untuk memelukmu, menumpahkan segala rindu dan keluh kesah yang berdiam dalam dada. Ada banyak cerita yang ingin kusampaikan, dan ada satu hal yang paling penting. Aku sampai di depan sebuah rumah yang kau tunjukkan kala itu. Tapi kulihat pintu kayu yang warna catnya sudah pudar dan terkelupas itu tertutup rapat sekali. Pagar putih lusuh yang penuh karat itu juga dirantai dan digembok. Aku mengusap peluh yang mengalir ke seluruh tubuh. Apa aku salah rumah? Tapi tak mungkin, aku tanda sekali dengan pohon belimbing di belakang gerbang ini. “Kau tandai saja pohon belimbing ini agar tak salah rumah.” Kau ke mana? Apa kau melupakan janji kita? Atau kau sengaja berpura-pura lupa? Atau kau berbohong tentang rumah ini? Dasar penipu. Mungkin sudah le

PUISI ALD MUHSI, MEDIA INDONESIA 8 MARET 2015

DOA TAHAJJUD dalam Tahajjud ini aku berdoa semoga semakin dekat denganMu dan menghabiskan sisa usia bersama dengan mesra walau dibatasi langit berlapis-lapis adakah angin surgawi mengantarkanku untuk perjumpaan kita aku akan menantinya selayak pangeran menantikan putri Medan, 2015 JENDELA KACA Kasih, aku terkurung dalam jendela kaca. Maaf atas kealpaan siang ini. Aku hanya ingin tahu seberapa besar nadimu bergetar saat menantikanku. Melalui hembusan angin yang mengatupkan bunga-bunga di tepi jalan. Kasih, aku terkurung dalam jendela kaca. Bukan aku sengaja melupakan janji kita. Hanya saja mentari yang membiaskan sinarnya terus merayu agar aku tak keluar dari balik jendela kaca ini. Belum lagi jejak-jejak di tanah, arahnya sudah tak terlihat. Kasih, aku terkurung dalam jendela kaca. Hanya bisa berucap-ucap agar kau setia. Maaf, bukan aku lebih memilih berada di sini ketimbang mencari jalan keluar untuk menemuimu. Namun Kasih, kau harusnya paham di sini aku