DOA TAHAJJUD
dalam
Tahajjud ini aku berdoa
semoga semakin dekat denganMu
dan menghabiskan sisa usia bersama dengan mesra
walau dibatasi langit berlapis-lapis
semoga semakin dekat denganMu
dan menghabiskan sisa usia bersama dengan mesra
walau dibatasi langit berlapis-lapis
adakah
angin surgawi mengantarkanku untuk perjumpaan kita
aku akan menantinya
selayak pangeran menantikan putri
aku akan menantinya
selayak pangeran menantikan putri
Medan,
2015
JENDELA
KACA
Kasih, aku terkurung
dalam jendela kaca. Maaf atas kealpaan siang ini. Aku hanya ingin tahu seberapa
besar nadimu bergetar saat menantikanku. Melalui hembusan angin yang
mengatupkan bunga-bunga di tepi jalan.
Kasih, aku terkurung
dalam jendela kaca. Bukan aku sengaja melupakan janji kita. Hanya saja mentari
yang membiaskan sinarnya terus merayu agar aku tak keluar dari balik jendela
kaca ini. Belum lagi jejak-jejak di tanah, arahnya sudah tak terlihat.
Kasih, aku terkurung
dalam jendela kaca. Hanya bisa berucap-ucap agar kau setia. Maaf, bukan aku
lebih memilih berada di sini ketimbang mencari jalan keluar untuk menemuimu.
Namun Kasih, kau harusnya paham di sini aku sedang menata hati dan berbenah
diri. Sampai jendela kaca ini terbuka dengan sendirinya menyambut kesiapanku
dengan langkah yang sempurna.
Kasih, aku terkurung
dalam jendela kaca. Masihkah kau menanti? Kuharap begitu.
Medan,
2015
BISIKAN
ANGIN
Pernahkah angin membisikkanmu
tentang kejenuhan?
kapan?
Lantas kau dengan sengaja segera melupakannya
atau sama sekali tak pernah
kapan?
Lantas kau dengan sengaja segera melupakannya
atau sama sekali tak pernah
Kemarin angin
mendatangiku yang tengah duduk beralas ijuk dipangku halaman
ia membisikkan segala resah yang terus terasah di sepanjang langit menjatuhkan tangis
juga di kala gunung memuntahkan debu di atas pepohonan
menyebabkan paru-parunya koyak
ia membisikkan segala resah yang terus terasah di sepanjang langit menjatuhkan tangis
juga di kala gunung memuntahkan debu di atas pepohonan
menyebabkan paru-parunya koyak
Tak sampai di situ
rembulan tak pernah hadir di saat malam
membawa dirinya pada kebutaan
bumi tak bercahaya
gelap gulita
langkahnya tersesat dan terjerumus pada lautan dalam
rembulan tak pernah hadir di saat malam
membawa dirinya pada kebutaan
bumi tak bercahaya
gelap gulita
langkahnya tersesat dan terjerumus pada lautan dalam
di sana ia berjumpa ikan
beranak-pinak sembunyi di balik pecahan karang yang menjadi tujuh
terdengar pula mereka terbatuk-batuk
menahan sesaknya insang menyaring air yang tak lagi berwarna biru
terdengar pula mereka terbatuk-batuk
menahan sesaknya insang menyaring air yang tak lagi berwarna biru
Pernahkah angin
membisikkanmu tentang kejenuhan?
kalau belum nantilah tengah malam
di balik rumput yang memudar
kalau belum nantilah tengah malam
di balik rumput yang memudar
Medan,
2015
EMBUN DI MATAMU
lewat
binar matamu aku dapat berkaca
embun-embun yang hinggap di sana
juga kuncup bunga-bunga layu tanpa mahkota
tak kau bawa sesimpul tawa ataupun sesungging senyum
kepulangan serasa hampa
adakah yang ingin kau ceritakan?
sebab aku tak pandai menerka arti
embun-embun di kelopak matamu
embun-embun yang hinggap di sana
juga kuncup bunga-bunga layu tanpa mahkota
tak kau bawa sesimpul tawa ataupun sesungging senyum
kepulangan serasa hampa
adakah yang ingin kau ceritakan?
sebab aku tak pandai menerka arti
embun-embun di kelopak matamu
Medan,
2015
Komentar
Posting Komentar