Langsung ke konten utama

[CERPEN ANAK] PR Feby

Akhirnya Redaktur Taman Riang Harian Analisa berkenan kembali mempublikasikan cerpen anak saya. Cerpen ini saya kirim bulan Oktober 2017 dan baru diterbitkan edisi Minggu, 7 Januari 2018. 
Terima kasih saya haturkan, dan semoga berkenan menerbitkan cerpen-cerpen selanjutnya. Hehehe...
Ayo menulis cerita anak untuk menyelamatkan anak-anak dari serangan game online dan medsos yang melumpuhkan akal.

Ilustrasi: Analisa


Oleh Alda Muhsi
Feby merupakan murid kelas 2 sekolah dasar di SD Negeri 011. Setiap hari gurunya selalu memberikan PR dengan alasan untuk melatih daya ingat, dan membiasakan agar murid-muridnya rajin belajar. Dalam kelasnya, Feby termasuk murid yang rajin mengerjakan PR. Tak pernah sekalipun ia luput dari PR-nya. Feby telah dibiasakan orang tuanya agar sepulang sekolah harus menyelesaikan PR.
Berbeda dari biasanya, hari ini sepulang sekolah Feby diajak Amanda untuk berkunjung ke rumahnya. Amanda merupakan seorang murid baru, pindahan dari Jakarta. Feby yang merasa wajib menemani teman barunya itu pun pamit kepada mamanya agar diijinkan mengunjungi rumah Amanda. Mamanya mengijinkan dengan satu syarat, yaitu agar Feby tidak lupa mengerjakan PR bersama Amanda di rumahnya.
"Ma, Feby diajak Amanda ke rumahnya. Boleh ya, Ma?" Kata Feby sewaktu mamanya menjemputnya. Sementara di muka gerbang Ayah Amanda telah menunggu dalam mobil.
"Ya sudah sayang, jangan terlampau asyik bermain, kerjakan PR-nya di sana ya. Jangan lama-lama pulangnya."
"Asyik. Oke mama." Feby mencium tangan mamanya dan mereka segera melaju.
Di rumah Amanda yang dipenuhi koleksi mainannya, mulai dari boneka barbie, frozen, ariel, little pony, dan lain-lain. Mereka langsung larut dalam imajinasi yang mereka ciptakan sendiri. Feby betapa senang, boneka yang hanya bisa ditontonnya kini bisa disentuhnya. Hingga akhirnya Feby melupakan pesan mama untuk mengerjakan PR di sana. Tak terasa waktu sudah jam enam. Maghrib sudah hampir tiba. Feby segera diantar pulang oleh Ayah Amanda.
Di rumahnya, mama Feby menyambut dengan deg-degan. Sesampainya Feby langsung disuruh mandi. Ia pun melaksanakannya.
Selepas maghrib mama bertanya perihal PR Feby. Dan Feby dengan sangat menyesal meminta maaf. Ia pun mengambil buku pelajarannya untuk segera mengerjakan PR. Kebetulan malam itu PR Feby terbilang banyak. Membaca sebuah teks dan menjawab 10 soal berikutnya. Ia pun terpaksa memundurkan jam tidurnya dari semula jam 9 menjadi jam 10. Mama merasa kasihan, tapi itulah konsekuensi yang harus diterimanya. Dengan begitu mama ingin mengajarkan rasa tanggung jawab kepada Feby.
Esoknya, di sekolah Feby tak berhenti menguap. Ibu guru geleng-geleng kepala melihatnya.
"Feby, kamu kurang tidur ya? Apa kamu begadang?"
"Feby kelamaan tidur karena mengerjakan PR, Bu."
"Bukannya biasanya kamu mengerjakan PR lepas pulang sekolah?"
"Iya bu, pulang sekolah kemarin Feby bermain boneka di rumah Amanda hingga jam 6 sore, makanya Feby telat mengerjakan PR, Bu."
"Feby lain kali harus pandai menjaga waktu bermain dan belajar ya."
"Iya, Bu. Maafkan Feby." Tunduknya malu.
                                                                           ***

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Syarat Pindah Alamat Berlangganan Indihome

sumber: google   Masa kontrakan habis, mau pindah ke kontrakan baru, tapi gimana dengan layanan indihome yang sudah terpasang? Tentu saja kita ingin memindahkan perangkat tanpa harus ada embel-embel pasang baru agar terhindar dari biaya pasang yang bernilai Rp 150.000,00 (seratus lima puluh ribu rupiah). Itulah kemauan kita, tapi berbeda dengan aturan yang ditetapkan oleh pihak Telkom. Kejadian itu menimpa saya. Beberapa hari yang lalu saya berkunjung ke Plaza Telkom Jalan Putri Hijau Medan dengan tujuan untuk memindahkan perangkat i ndihome saya dari kontrakan lama ke kontrakan baru. Setelah naik ke lantai 2 (kantor pelayanan) saya mengantre beberapa saat, tidak pakai selembaran kertas nomor antrean, katanya mereka pakai sistem digital, pelanggan hanya dipotret, dan nanti tiba gilirannya CS akan menghampiri (sebuah inovasi pelayanan dan langkah bijak untuk menghemat pemakaian kertas). Tiba giliran saya untuk mengadu persoalan saya. Namun, jawaban sang CS tidak bisa menenteramkan hati,

Teja Purnama, Sosok Penyair Kota Medan

(Catatan ini ditulis pada tahun 2012 oleh Alda Muhsi, Ferry Anggriawan, dan Sari Uli Octarina Panggabean semasa kuliah saat bertemu di Taman Budaya Sumut) Teja Purnama Lubis, lahir di Medan pada tanggal 19 Januari 1973. Anak ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Asmara Kusuma Lubis dan Rosmiati. Yang kini berdomisili di jalan Karya gang Suka Damai no. 5-H Kecamatan Medan Barat. Mempunyai tiga orang anak dengan istri Awalina Nasution. Modal awal menjadi seorang penyair baginya adalah membaca. Sewaktu kecil, kakek dan ayahnya banyak meninggalkan buku sastra lama. Setiap minggunya ia juga disuguhkan majalah anak-anak seperti Majalah Bobo. Ia pun tak menyangka pada akhirnya setelah memasuki SMP, ternyata ia mencintai dunia sastra. Hal itu terlihat bahwa pada masa SMP ia telah hobi membaca puisi. Hal ini juga berlanjut pada masa SMA hingga kuliah setiap perlombaan baca puisi ia pasti mendapatkan juara 1. Setelah membaca puisi, ia juga menyalurkan bakatnya lewat tulisan ka