Dua puisi ini saya buat tahun 2015, dan 2 tahun kemudian baru diterbitkan oleh Harian Analisa edisi ujung tahun, 31 Desember 2017. Kali ini bersanding dengan puisi lelaki yang mengaku legend dalam hidup (Abd. Rahman M, beliau orang yang mengenalkan saya dalam dunia tulis menulis. Sungkem guru....)
Terima kasih kepada redaksi Taman Remaja Pelajar Harian Analisa.
Alda Muhsi
Sajak Penutup Tahun / 1
Ibarat pepohonan
kita adalah daun pada batang paling ujung
kerap terombang-ambing disapu angin
menunggu gugur di pematang yang entah
Sajak Penutup Tahun / 2
Dan pada malam-malam dekat akhir
laju waktu berpacu cepat
tanpa memandang spasi
adapun kenangan yang tertinggal
takkan sempat diratapi
kau dan aku hanya perlu restorasi
* SSSK, jelang Desember 2015
Abd Rahman M
Januari / 1
Januari terhitung setengah jari manis
yang melingkar cincin kenangan amis
alkisah separuh kecupan kau tuang
di cangkir kosong alunan jam di pajang terang
jarimu menggulung sehelai kertas yang masih ranum
ketika aku urung mencintaimu
Januari / 2
Tuan yang berseberangan pada janji
ana tak lagi mengerti harga dirimu
tuan bukan juri yang menilai sesuka hati
apakah tuan telah mati setelah duduk di kursi?
* Januari 2016
Catataan: ana (bahasa Arab) = saya
Terima kasih kepada redaksi Taman Remaja Pelajar Harian Analisa.
Alda Muhsi
Sajak Penutup Tahun / 1
Ibarat pepohonan
kita adalah daun pada batang paling ujung
kerap terombang-ambing disapu angin
menunggu gugur di pematang yang entah
Sajak Penutup Tahun / 2
Dan pada malam-malam dekat akhir
laju waktu berpacu cepat
tanpa memandang spasi
adapun kenangan yang tertinggal
takkan sempat diratapi
kau dan aku hanya perlu restorasi
* SSSK, jelang Desember 2015
Abd Rahman M
Januari / 1
Januari terhitung setengah jari manis
yang melingkar cincin kenangan amis
alkisah separuh kecupan kau tuang
di cangkir kosong alunan jam di pajang terang
jarimu menggulung sehelai kertas yang masih ranum
ketika aku urung mencintaimu
Januari / 2
Tuan yang berseberangan pada janji
ana tak lagi mengerti harga dirimu
tuan bukan juri yang menilai sesuka hati
apakah tuan telah mati setelah duduk di kursi?
* Januari 2016
Catataan: ana (bahasa Arab) = saya
Komentar
Posting Komentar