Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2016

Menebus Kerinduan Warkop DKI

Opini Alda Muhsi dimuat Harian Analisa, Kamis, 15 September 2016 Demam warkop saat ini sedang menjangkit siapa saja dari kalangan mana saja. Tua, muda, laki-laki maupun perempuan tengah memadati bioskop untuk menyaksikan Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss Part 1 yang ditayangkan serentak di bioskop seluruh Indonesia mulai Kamis, 8 September 2016. Ide cerita yang sama namun dengan warna dan nuansa berbeda, sedikit lebih modern dan para tokoh baru tapi tak mengurangi esensi orisinalitas Warkop DKI. Abimana Aryasatya, Vino G. Bastian, dan Tora Sudiro berhasil membangkitkan kembali ingatan kita pada Warkop DKI. Aksi panggung mereka di depan kamera yang membawakan peran Dono, Kasino, dan Indro itu terbukti mampu menebus kerinduan kita terhadap Warkop DKI, yang namanya kian mencuat sejak tahun 80-an hingga 90-an, bahkan sampai sekarang. Sejak penayangan pertama pada Kamis, 8 September 2016 tercatat film Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss Part 1 ini ditonton sebanyak 270.00

Menggali Makna Konvensi Kehidupan

Resensi Buku Kumpulan Cerpen Empat Mata yang Mengikat Dua Waktu Oleh Sisi Rosida Harian Medan Bisnis, Minggu, 18 September 2016 Antologi cerpen Empat Mata yang Mengikat Dua Waktu karya Alda Muhsi, berisi dua puluh cerita pendek yang diangkat dari konvensi kehidupan sehari-hari. Buku ini berisi cerita-cerita yang mengangkat tema sosial, keluarga, Budaya dan cinta. Cerita-cerita di dalamnya, seluruhnya mencerminkan bagaimana kehidupan kita. Dimana hidup bisa gagal, bisa senang , atau dengan hal gila. Namun, kebahagian dan kegagalan tidaklah bersifat abadi. Seperti pada cerpen Surat Kecil untuk Bapak. Mengisahkan segala macam upaya yang dilakukan seorang Bapak demi kebahagiaan putranya. Tetapi, hal itu justru membahayakan dirinya sendiri. Bukit Telanjang, cerpen yang mengangkat kisah orang-orang tengah sibuk berpesta dengan kesenangan, tetapi mereka lupa kesenangan tidaklah bersifat mutlak. Berban