(Harian Analisa, 18 Mei 2016) Oleh Alda Muhsi Malam itu hanya ada deru kipas angin yang mencoba sapukan gelisah tak ada suara selain putarannya sepasang tubuh lemah tak berdaya masing-masing memeluk guling ringkih serupa seruling saling membelakangi ruangan gelap hanya tempias lampu jalan tembus melalui jendela kaca aku melihat ada mata tengah memperhatikan memancarkan cahaya ke dinding, tiba-tiba di samping jam bergantung sorot mata itu menyemburkan ancaman teriakan, caci maki, kesedihan, dan penyesalan ruangan itu masih sunyi, tapi juga ramai oleh kata-kata seperti dendam kau tahu, aku ingat sepuluh tahun lalu ketika pertama mereka tidur di ranjang itu setelah menikah sampai kini tak berbeda aku masih tetap melihat mereka berdua hanya bertambah keriput yang semakin jelas dan tak pernah terdengar tangis bayi membuncah SSSK, Mei 2016