Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2016

[PUISI] HARUS BAGAIMANA

(Harian Analisa, 18 Mei 2016) Oleh Alda Muhsi Harus tentang apa lagi kutuliskan agar bibirmu mengikuti perlahan seperti kenangan yang tak pernah kau hindari harus seperti apa lagi kupuitiskan tentang rindu yang kian serupa abu atau debu memerihkan mata, hati juga paru-paru ketika menyusup hingga jantung haruskah kulukis seperti langit dan terbang melejit agar kau sadari ketika kilat menghantui atau kiranya mesti kugali liang menjadi pusara mengubur keinginan mengubur tanda tanya SSSK, Mei 2016

[PUISI] DI DALAM KAMAR

(Harian Analisa, 18 Mei 2016) Oleh Alda Muhsi Malam itu hanya ada deru kipas angin yang mencoba sapukan gelisah tak ada suara selain putarannya sepasang tubuh lemah tak berdaya masing-masing memeluk guling ringkih serupa seruling saling membelakangi ruangan gelap hanya tempias lampu jalan tembus melalui jendela kaca aku melihat ada mata tengah memperhatikan memancarkan cahaya ke dinding, tiba-tiba di samping jam bergantung sorot mata itu menyemburkan ancaman teriakan, caci maki, kesedihan, dan penyesalan ruangan itu masih sunyi, tapi juga ramai oleh kata-kata seperti dendam kau tahu, aku ingat sepuluh tahun lalu ketika pertama mereka tidur di ranjang itu setelah menikah sampai kini tak berbeda aku masih tetap melihat mereka berdua hanya bertambah keriput yang semakin jelas dan tak pernah terdengar tangis bayi membuncah SSSK, Mei 2016

[PUISI] PULANG KE MATAMU

(Harian Analisa, 18 Mei 2016) Oleh Alda Muhsi Sudah lama aku tidak berjalan di bulu-bulu matamu bersama wewangian yang menenangkan jiwa lalu tubuhmu seperti melayang kuantarkan ke angkasa malam itu ada penantian selepas hujan reda pada awan-awan hitam yang bergumpal menjatuhkan pesan jauh bersama ceceran air mata menyatu dengan tubuh kenang yang serupa pelangi alpa sejak musim kemarau dan enggan ketika musim hujan aku ingin menikam kesepian menanggalkan bimbang lalu mengutip helai sayap kupu-kupu ya, pulang ke matamu SSSK, Mei 2016