Malam itu hanya ada deru kipas angin
yang mencoba sapukan gelisah
tak ada suara selain putarannya
sepasang tubuh lemah tak berdaya
masing-masing memeluk guling
ringkih serupa seruling
saling membelakangi
ruangan gelap hanya tempias lampu jalan
tembus melalui jendela kaca
aku melihat ada mata
tengah memperhatikan
memancarkan cahaya ke dinding, tiba-tiba
di samping jam bergantung
sorot mata itu menyemburkan ancaman
teriakan, caci maki, kesedihan, dan penyesalan
ruangan itu masih sunyi, tapi juga ramai
oleh kata-kata seperti dendam
kau tahu, aku ingat sepuluh tahun lalu
ketika pertama mereka tidur di ranjang itu
setelah menikah
sampai kini tak berbeda
aku masih tetap melihat mereka berdua
hanya bertambah keriput yang semakin jelas
dan tak pernah terdengar tangis bayi membuncah
yang mencoba sapukan gelisah
tak ada suara selain putarannya
sepasang tubuh lemah tak berdaya
masing-masing memeluk guling
ringkih serupa seruling
saling membelakangi
ruangan gelap hanya tempias lampu jalan
tembus melalui jendela kaca
aku melihat ada mata
tengah memperhatikan
memancarkan cahaya ke dinding, tiba-tiba
di samping jam bergantung
sorot mata itu menyemburkan ancaman
teriakan, caci maki, kesedihan, dan penyesalan
ruangan itu masih sunyi, tapi juga ramai
oleh kata-kata seperti dendam
kau tahu, aku ingat sepuluh tahun lalu
ketika pertama mereka tidur di ranjang itu
setelah menikah
sampai kini tak berbeda
aku masih tetap melihat mereka berdua
hanya bertambah keriput yang semakin jelas
dan tak pernah terdengar tangis bayi membuncah
SSSK, Mei 2016
Komentar
Posting Komentar