Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2017

[PUISI] BUKA PUASA BERSAMA

Mirisnya keadaan yang kita lihat ketika buka puasa bersama. Menghilangkan esensi dari puasa, menghilangkan esensi dari kebersamaan. Puisi-puisi berikut pertama kali dipublikasikan oleh Harian Analisa edisi Rabu, 14 Juni 2017. Oleh Alda Muhsi BUKA PUASA BERSAMA /1 aku ingin menyerahkan tubuh pada senja yang syahdu berhiaskan lantunan kalam ilahi tersapu angin hingga pelosok kota sementara orang-orang berlarian berebut meja dan kursi para pedagang lembur menggelar dagangannya menyambut tamu buka puasa bersama SSSK, Juni 2017 BUKA PUASA BERSAMA /2 orang-orang tak akan pulang orang-orang tak akan beranjak walau berulang-ulang dipanggil masing-masing menetap dengan masing-masing cerita yang ditulis di dadanya yang dituang di atas meja SSSK, Juni 2017 BUKA PUASA BERSAMA /3 waktu dan jalanan sama panjang dan makin memanjangkan diri kita tak habis menikmatinya sampai mata tak lagi bisa terbuka cerita tak akan hilang momen buka puasa bersama tak te

PUISI-PUISI ALDA MUHSI - RADAR SURABAYA

Puisi-puisi berikut pertama kali dipublikasikan oleh Harian Radar Surabaya edisi Minggu, 11 Juni 2017. BULAN Bulan pada malam tiga puluh hari yang lalu redup dan aku masih hapal dengan jelas sebab pada hari itu pulalah aku menemukan wajahmu pada remang kegelapan matamu bercahaya, menembus dadaku dan mencari ruang kosong yang masih tersedia sampai hari ini aku tak pernah menerka, kapan bulan purnama akan datang karena aku tak pernah lagi memikirkan tentang bulan sejak saat itu, saat bertemu denganmu rasanya biarlah malam menjadi malam, bersama adamu aku mampu menepis segala gelisah satu hal yang perlu kau ketahui, dan tak perlu risau sesekali lihatlah mataku dengan saksama, mungkin kau bisa membacanya di sana Medan, 2017 KEKASIHKU Untukmu kekasihku yang jauh di pelukan malam biarlah kita diliputi jarak yang semakin panjang hingga melewati batas-batas penantian dan percakapan semu akan kubawa kepingan rindu, yang kutabung dalam celengan serupa koin-ko

CEGAH BANJIR SAMPAH SAAT BUKA PUASA

Tulisan ini pertama kali dipublikasikan oleh Harian Analisa Rubrik Opini edisi Jumat, 9 Juni 2017 Momen bulan puasa biasanya dijadikan setiap orang untuk memperat tali silaturahmi antar sesama. Menyambung tali kerinduan yang beberapa waktu telah terputus. Menggugurkan sekat-sekat yang menghalangi sebuah pertemuan. Singkatnya, puasa membuka peluang kepada setiap orang untuk mengadakan reuni. Dengan melakukan acara buka puasa bersama (bukber) sejawat. Buka puasa bersama teman semasa sekolah dahulu, SD, SMP, SMA, teman kampus, ataupun teman sekantor. Kegiatan itu tentu saja akan disambut penuh semangat bagi setiap orang. Bagaimana tidak, bertemu teman lama dalam momen yang sangat istimewa akan terasa sangat membahagiakan. Akan tetapi seperti yang lazim terjadi, kebahagiaan sering melalaikan kita terhadap hal-hal lain seperti keadaan lingkungan sekitar. Pada kenyataannya kebahagiaan yang kita miliki berbanding terbalik dan berdampak buruk bagi keadaan lingkungan kita. K ita

[PUISI ALDA MUHSI] ULANG TAHUN PANCASILA

Puisi ini pertama kali dipublikasikan oleh Harian Analisa edisi Rabu, 7 Juni 2017. Ilustrasi: Erlangga ULANG TAHUN PANCASILA /1 Haruskah kita menyalakan ribuan lilin hingga cahayanya menembus langit menggapai istana Tuhan kemudian kita menyanyikan lagu ulang tahun dan memotong kue berbentuk garuda adakah malam ini sebuah perayaan mengenang kelahiranmu? SSSK, Akhir Mei 2017 ULANG TAHUN PANCASILA /2 Upacara memang kerap digelar meski mengenang kelahiran ataupun bukan pembacaan sila pertama hingga kelima tetap dikumandangkan meski mengenang kelahiran ataupun bukan lantas apa yang berbeda hari ini? SSSK, Akhir Mei 2017 Pic: Obelia Publisher ULANG TAHUN PANCASILA /3 Pernahkah kita mengutip butir-butir sila seperti mengutip sampah di sekolah dengung kata-kata sakti itu bukanlah sebuah dongeng ialah yang membangun negeri hingga mampu berdiri seperti ini namun, mengapa kita tak menjaganya malah berharap ia segera mati kenanglah, selama negeri