Puisi ini pertama kali dipublikasikan oleh Harian Analisa edisi Rabu, 7 Juni 2017.
Ilustrasi: Erlangga |
ULANG
TAHUN PANCASILA /1
Haruskah kita menyalakan ribuan lilin
hingga cahayanya menembus langit
menggapai istana Tuhan
kemudian kita menyanyikan lagu ulang tahun
dan memotong kue berbentuk garuda
adakah malam ini sebuah perayaan mengenang kelahiranmu?
hingga cahayanya menembus langit
menggapai istana Tuhan
kemudian kita menyanyikan lagu ulang tahun
dan memotong kue berbentuk garuda
adakah malam ini sebuah perayaan mengenang kelahiranmu?
SSSK, Akhir Mei 2017
ULANG
TAHUN PANCASILA /2
Upacara memang kerap digelar
meski mengenang kelahiran ataupun bukan
pembacaan sila pertama hingga kelima tetap dikumandangkan
meski mengenang kelahiran ataupun bukan
lantas apa yang berbeda hari ini?
meski mengenang kelahiran ataupun bukan
pembacaan sila pertama hingga kelima tetap dikumandangkan
meski mengenang kelahiran ataupun bukan
lantas apa yang berbeda hari ini?
SSSK, Akhir Mei 2017
Pic: Obelia Publisher |
ULANG
TAHUN PANCASILA /3
Pernahkah kita mengutip butir-butir sila
seperti mengutip sampah di sekolah
dengung kata-kata sakti itu bukanlah sebuah dongeng
ialah yang membangun negeri
hingga mampu berdiri seperti ini
namun, mengapa kita tak menjaganya
malah berharap ia segera mati
kenanglah, selama negeri masih bernyawa
ia kan kekal selamanya
seperti mengutip sampah di sekolah
dengung kata-kata sakti itu bukanlah sebuah dongeng
ialah yang membangun negeri
hingga mampu berdiri seperti ini
namun, mengapa kita tak menjaganya
malah berharap ia segera mati
kenanglah, selama negeri masih bernyawa
ia kan kekal selamanya
SSSK, Akhir Mei 2017
ULANG
TAHUN PANCASILA /4
Tiada yang patut dirayakan
jika kita masih saling membenci
bibir kita saling mencaci
demi berebut sesuap nasi
SSSK, Akhir Mei 2017jika kita masih saling membenci
bibir kita saling mencaci
demi berebut sesuap nasi
Komentar
Posting Komentar