Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2019

Mencari Sebab Sulitnya Kita Bertemu

Aku hanya bisa menduga sebab apa yang menjadikan kita sulit bertemu. Dan kau tahu, sesuatu yang diduga-duga selalu membuat ragu.

Bantahan Islam sebagai Pembawa Paham Radikal

Oleh: Alda Muhsi Opini ini ditulis untuk menanggapi tulisan seorang teman penulis yang berjudul "Kampus Terpapar Paham Radikal" yang dimuat di Harian Analisa, Kamis, 11 Juli 2019. Bisa dibaca di sini . Seminggu kemudian Opini ini ditayangkan pula oleh Harian Analisa, Rabu, 17 Juli 2019. Membaca opini Ali Munir, S.Pd., berjudul “Kampus Terpapar Paham Radikalisme” terbit pada Kamis, 11 Juli 2019, yang menjelaskan hasil survei Setara Institute soal model beragama para mahasiswa pada 10 perguruan tinggi negeri (PTN) di Indonesia membuat saya memiliki beberapa pertanyaan penting dan ketidaksetujuan pendapat terhadap apa yang sampaikan. Apalagi setelah hasil survei tersebut mengejutkan banyak pihak, yaitu kesepuluh perguruan tinggi negeri (PTN) terindikasi terpapar paham Islam radikal. Di mana dalam survei itu dikatakan paham Islam radikal tersebut dibawa oleh ke­lompok keagamaan yang eksklusif yakni dari kelompok yakni salafi-wahabi, tar­biyah, dan tahririyah. Lima

Duta Damai Dunia Maya

Oleh: Alda Muhsi Dunia maya tidak terbendung. Beragam informasi dengan mudah dan cepat tersebar ke masyarakat tanpa ada jaminan kebenaran dan keakuratannya. Hal ini diduga menjadi pemicu terciptanya perang argumen di antara kubu-kubu yang tidak saling setuju. Dunia maya menjadi semacam senjata ampuh untuk mencitrakan diri dan mematikan karakter orang yang tidak disenangi. Dengan lebih singkat, dunia maya mampu mendokrin tiap-tiap orang dengan bermacam pernyataan (baik yang benar maupun yang keliru). Meledaknya perpecahan yang terjadi di dunia maya didominasi oleh perbedaan pandangan politik. Mulanya kita katakanlah sejak Pilkada DKI beberapa waktu silam. Kemudian berlanjut hingga sekarang, pilkada-pilkada daerah lain. Bahkan 2018-2019 ini akan menjadi perangnya persaingan menuju pilpres. Semakin berjalan dan berkembang serangan dunia maya telah bergeser atau mendalam pula untuk mempengaruhi paham seseorang. Hal ini berkaitan dengan prinsip hidup. Banyak yang menitikberatkan

Memelihara Ingatan dan Menyirat Pesan Lewat Puisi

Resensi buku Sehimpun Puisi Setungkul Benang Karya Ubai Dillah Al Anshori Judul               : Setungkul Benang (Kumpulan Puisi) Penulis             : Ubai Dillah Al Anshori Penerbit           : Obelia Publisher Cetakan           : Cetakan I, Maret 2018 Tebal               : 80 Halaman ISBN                : 978-602-50947-9-8 Peresensi         : Alda Muhsi Ubai Dillah Al Anshori menjadikan puisi semacam buku harian. Di mana setiap melangkahkan kaki dan melakukan pemberhentian, ia dengan jeli menyusun bait demi bait menjadi puisi. Ia merekam dan menyimpan semua peristiwa yang dialaminya ke dalam bentuk puisi. Tidak heran jika kita akan menemukan rentetan kenang yang tersaji dalam buku kumpulan puisi ini. Inilah mengapa dikatakan memelihara ingatan lewat puisi. Setiap penyair memiliki cara sendiri untuk mendapatkan ide/inspirasi ketika hendak menulis puisi. Dalam buku ini tergambar bahwa penyair menjadikan pengalaman empiriknya, pengalaman yang dilaluinya, bai