Katakanlah kebenaran walaupun pahit.
Sebuah artikel mini yang pernah dimuat di Harian Analisa rubrik Taman Remaja Pelajar, Minggu 19 Oktober 2014
Sebuah artikel mini yang pernah dimuat di Harian Analisa rubrik Taman Remaja Pelajar, Minggu 19 Oktober 2014
Setiap orang mempunyai masalah tanpa memandang
usia. Sebenarnya, masalah adalah ujian bagi diri. Tak ada masalah yang berat
atau ringan, semua hanya bergantung pada bagaimana kita menyikapinya. Namun,
dalam menyikapi sebuah masalah, jangan berbohong pada diri sendiri. Jika kita
telah memiliki kuncinya, yaitu kejujuran, semua masalah pasti mudah diatasi.
Ambil contoh, seorang adik berumur 9 tahun. Suatu
hari bermasalah dengan uang sekolahnya. Ia telah diberi uang sekolah oleh
orangtuanya, tapi uang itu hilang sebelum sempat dibayarkannya. Kemudian,
karena takutnya sang anak tak pernah menceritakan hal itu kepada orangtuanya.
Apa yang terjadi? Tekanan di hatinya berhari-hari. Pikirannya tersiksa.
Ketika ditanya orangtuanya, ia pun berbohong. Apa
dampaknya? Ia telah menghilangkan kepercayaan orangtuanya, hatinya tentu tak
karuan. Belum lagi ia memikirkan bagaimana cara mengganti uang tersebut. Ah,
sudahlah, tak bisa dibayangkan. Lain halnya jika ia mengatakan yang sebenarnya.
Memang awalnya pasti orangtuanya sangat marah, tapi tentu hati si adik akan
lega dengan kejujuran tersebut. Satu hari saja orangtuanya marah, kemudian
hari-hari berikutnya orangtuanya akan bangga padanya. Bagaimana tidak? Dia
jujur dan berani bertanggung jawab!
Kita semua bisa menjadikan cerita tersebut
sebagai renungan, bahwa lebih baik berkata jujur walaupun itu pahit daripada
menyembunyikan kebohongan. Dengan kejujuran kita juga bisa menempa diri untuk
menjadi orang yang bertanggung jawab.
Jadi, sebenarnya masalah yang menerpa diri kita
adalah batu loncatan bagi kita agar bisa menjadi seseorang yang lebih baik
daripada sebelumnya. Bersyukurlah kepada Tuhan karena masih mau memberikan kita
masalah. Ingat, setiap manusia pasti mempunyai masalah.
* Alda Muhsi, September 2013
Komentar
Posting Komentar