Malam ketiga Ramadhan, tausiah di
Mesjid An-Namira Komplek Bumi Seroja Permai, Medan Sunggal diisi oleh Al Ustadz
Khumaini Hamyar, S.Sos.I. Tulisan ini berlandaskan dari apa yang disampaikan
oleh beliau.
Tentu sudah tak asing lagi bagi
kita ucapan syukur Alhamdulillah. Kata tersebut kita pakai atas ungkapan terima
kasih kita kepada Allah Swt. Sebenarnya kata Alhamdulillah memiliki
tingkat pengertian yang lebih tinggi dibanding dengan kata terima kasih. Kata
terima kasih adalah ungkapan ketika apa yang kita minta diberi. Misalnya kita
meminta uang kepada orang tua kita, kemudian orang tua kita memberi uang sesuai
yang kita minta. Itulah terima kasih. Nah Alhamdulillah berbeda, Alhamdulillah
adalah ungkapan ketika apa yang kita minta diberi sekaligus apa yang
tidak kita minta pun diberi. Itulah tingkatannya.
Dalam penggunaannya, Alhamdulillah
ada yang wajib hukumnya kita ucapkan dan ada pula yang berhukum sunnah.
Yang wajib yaitu dalam shalat (ketika membaca surat Al-Fatihah), kemudian dalam
Khutbah Jumat, dan dalam setiap ceramah yang disampaikan di sela Shalat Sunnah
(seperti ceramah sebelum Shalat Tarawih). Kata
Alhamdulillah sunnah kita
ucapkan pada setelah kita selesai melakukan pekerjaan kita, kecuali setelah
selesai shalat. Misalnya setelah selesai mengerjakan tugas yang menumpuk,
setelah selesai mencuci pakaian, dan sebagainya. Jangan pula kita hanya
mengucapkan Alhamdulillah ketika menggosok celana yang di dalam kantongnya
tertinggal uang seratus ribu (hehehe).
Tadi dikatakan bahwa Alhamdulillah
sunnah diucapkan ketika kita selesai melakukan apa saja kecuali selesai
melakukan shalat. Mengapa demikian? Karena ada amalan lain yang biasa dilakukan
Rasulullah Saw ketika selesai membaca tasyahud akhir (sebelum salam). Merujuk
pada Hadits yang diriwayatkan Al Bukhari dan Muslim, “Dari Abu Hurairah bahwa
Rasulullah Saw bersabda: “Jika salah seorang di antara kalian tasyahud, maka
berlindunglah kepada Allah dari empat hal dengan berdoa.”
Doanya berikut ini:
Allahumma inni a’uudzubika min ‘adzaabil qabri wa min ‘adzaabinnaari
jahannama wa min fitnatil mahyaa wal mamaati wa min fitnatil masiihid dajjaal.
Yang artinya:
Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari siksaan kubur, siksa neraka jahanam, fitnah kehidupan dan setelah mati, serta dari kejahatan fitnah Almasih Dajjal.
Komentar
Posting Komentar