Entah kenapa, mungkin sebuah
kebetulan yang membawa saya bertemu lagi dengan Al Ustadz Arif Muhammad Erde,
kali ini bukan di sebuah Mushala di Kecamatan Medan Area, melainkan di Mesjid
An-Namira Komp. Bumi Seroja Permai, Medan Sunggal. Pada kesempatan itu beliau
mengisi tausiah malam kedua Ramadhan sebelum Shalat Tarawih digelar.
Kali ini Al Ustadz menjelaskan
mengenai pahala yang hilang akibat perbuatan riya. Dan tulisan ini terinspirasi
dari ceramah beliau malam itu.
Mungkin kita semua memiliki media
sosial, yang bisa dibilang bahwa media sosial sudah masuk dalam daftar
rutinitas kita sehari-hari. Ada yang menggunakan media sosial sebagai ajang
silaturahmi, membagikan status-status penyiram rohani, serta ada pula sebagian
hanya sekadar mengikuti perkembangan teknologi.
Akan tetapi dari pengguna media
sosial tersebut yang paling parah (luar biasa) adalah seorang muslim yang
dengan sengaja mengunggah foto-foto mengenai amalan yang diperbuatnya. Misalnya
foto saat sedang shalat, update status
sedang sedekah, update status sedang tahajjud, dan sebagainya yang berbau
riya.
Mungkin bagi mereka perbuatan itu
bukanlah diniatkan untuk memamerkan apa yang mereka lakukan. Bagi mereka itulah
sebuah bentuk pengingat kepada teman-teman di media sosialnya agar turut melakukan
amalan-amalan yang mereka kerjakan. Tapi pada dasarnya itulah sifat riya. Ketika
kita menginginkan orang-orang mengetahui amalan-amalan atau ibadah-ibadah yang
kita lakukan, itulah riya. Maka kita harus berhati-hati terhadap permasalahan
ini. Tahukah ganjaran dari sifat riya tersebut? Pahala hangus, apa yang
dikerjakan sia-sia.
Biarlah amalan/ibadah yang kita
lakukan hanya diketahui oleh Yang Memberi Perintah, yaitu Allah Swt. Biarlah
itu menjadi rahasia kita dengan Allah Swt. Tentu kita masih ingat tentang
anjuran bila bersedekah dengan tangan kanan, janganlah tangan kiri sampai
mengetahuinya. Bayangkanlah, sebelah tangan yang masih satu tubuh dengan kita
saja sebaiknya jangan sampai tahu ketika tangan yang satunya bersedakah. Lalu
mengapakah kita mengumbar amalan-amalan itu hingga bukan tangan kita saja yang
mengetahui, tangan-tangan orang lain pun turut mengetahuinya.
Maka berhati-hatilah terhadap
riya. Karena sesungguhnya riya adalah
syirik kecil (HR. Ahmad dan Al-Hakim)
Jangan sampai pahala kita hangus gara-gara umbar status.
Komentar
Posting Komentar