Langsung ke konten utama

UNTUNG ADA RAMADHAN

Tulisan ini saya buat berdasarkan ceramah Ustadz H. Arif Muhammad Erde di Sebuah Musholla di Kec. Medan Area pada 25 Mei 2017 lepas Isya. Hanya penuturannya saja yang berbeda.

"Tidak ada shalat yang lebih berat bagi orang munafik selain dari shalat Subuh dan shalat Isya."
(HR. Bukhari)

Apakah kita termasuk ke dalam golongan orang munafik seperti yang disebutkan hadits di atas? Kita patut menyadari bahwa jawaban dari pertanyaan itu terdapat dalam diri sendiri. Untuk menjawabnya kita hanya perlu bercermin, bagaimana kualitas dari shalat Subuh dan Isya kita.

Untung ada Ramadhan yang memudahkan dan membesarkan peluang kita untuk mendirikan dua shalat tersebut. Untung ada Ramadhan yang memberikan kesempatan kepada kita untuk memelihara dua shalat tersebut sehingga kita terhindar dari kategori orang munafik.

Jadi ilustrasinya seperti ini, malam bulan Ramadhan tidak lengkap jika kita tidak menunaikan solat tarawih. Nah, shalat tarawih dilaksanakan setelah shalat isya. Artinya bahwa berkat Ramadan (hendak menunaikan shalat tarawih) shalat isya kita tidak ketinggalan.
Timbul pertanyaan lagi adakah orang yang tidak shalat isya, tapi mengikuti shalat tarawih? Karena satu atau dua hal. Mungkin ada, dan inilah orang-orang yang keterlaluan.

Kedua, saat sedang sahur tentu saja kita tidak akan tergesa hingga melupakan shalat subuhnya.
Kalau begitu tentulah kita termasuk dalam golongan orang munafik. Sahur merupakan jalan yang mempermudah kita untuk mendirikan shalat subuh. Jika kita bisa memanfaatkan kesempatan yang datang setahun sekali ini beruntunglah kita. Oleh karena itulah disunnahkan untuk memperlambat makan sahur hingga mendekati subuh. Secara singkat tujuannya agar kita tidak melewatkan shalat subuh.
Namun adakah yang bangun hanya untuk makan sahur saja kemudian tidur lagi dan melewatkan shalat subuhnya? Hmmm... kembali lagi bahwa inilah orang-orang yang keterlaluan.

Untung ada Ramadhan yang menyelamatkan dua shalat kita. Untung Allah Swt menurunkan Ramadhan sebagai kesempatan bagi kita untuk memperbaiki diri dan memohon ampunan. Untung ada Ramadhan ya Allah. Alhamdulillah wa syukurillah.



Tidak ada shalat yang lebih berat bagi orang munafik selain dari shalat Shubuh dan shalat ‘Isya’.

Sumber : https://rumaysho.com/3785-shalat-shubuh-dan-shalat-isya-paling-berat-bagi-orang-munafik.html
Tidak ada shalat yang lebih berat bagi orang munafik selain dari shalat Shubuh dan shalat ‘Isya’.

Sumber : https://rumaysho.com/3785-shalat-shubuh-dan-shalat-isya-paling-berat-bagi-orang-munafik.html
Tidak ada shalat yang lebih berat bagi orang munafik selain dari shalat Shubuh dan shalat ‘Isya’.

Sumber : https://rumaysho.com/3785-shalat-shubuh-dan-shalat-isya-paling-berat-bagi-orang-munafik.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Syarat Pindah Alamat Berlangganan Indihome

sumber: google   Masa kontrakan habis, mau pindah ke kontrakan baru, tapi gimana dengan layanan indihome yang sudah terpasang? Tentu saja kita ingin memindahkan perangkat tanpa harus ada embel-embel pasang baru agar terhindar dari biaya pasang yang bernilai Rp 150.000,00 (seratus lima puluh ribu rupiah). Itulah kemauan kita, tapi berbeda dengan aturan yang ditetapkan oleh pihak Telkom. Kejadian itu menimpa saya. Beberapa hari yang lalu saya berkunjung ke Plaza Telkom Jalan Putri Hijau Medan dengan tujuan untuk memindahkan perangkat i ndihome saya dari kontrakan lama ke kontrakan baru. Setelah naik ke lantai 2 (kantor pelayanan) saya mengantre beberapa saat, tidak pakai selembaran kertas nomor antrean, katanya mereka pakai sistem digital, pelanggan hanya dipotret, dan nanti tiba gilirannya CS akan menghampiri (sebuah inovasi pelayanan dan langkah bijak untuk menghemat pemakaian kertas). Tiba giliran saya untuk mengadu persoalan saya. Namun, jawaban sang CS tidak bisa menenteramkan hati,

[CERPEN ANAK] PR Feby

Akhirnya Redaktur Taman Riang Harian Analisa berkenan kembali mempublikasikan cerpen anak saya. Cerpen ini saya kirim bulan Oktober 2017 dan baru diterbitkan edisi Minggu, 7 Januari 2018.  Terima kasih saya haturkan, dan semoga berkenan menerbitkan cerpen-cerpen selanjutnya. Hehehe... Ayo menulis cerita anak untuk menyelamatkan anak-anak dari serangan game online dan medsos yang melumpuhkan akal. Ilustrasi: Analisa Oleh Alda Muhsi Feby merupakan murid kelas 2 sekolah dasar di SD Negeri 011. Setiap hari gurunya selalu memberikan PR dengan alasan untuk melatih daya ingat, dan membiasakan agar murid-muridnya rajin belajar. Dalam kelasnya, Feby termasuk murid yang rajin mengerjakan PR. Tak pernah sekalipun ia luput dari PR-nya. Feby telah dibiasakan orang tuanya agar sepulang sekolah harus menyelesaikan PR. Berbeda dari biasanya, hari ini sepulang sekolah Feby diajak Amanda untuk berkunjung ke rumahnya. Amanda merupakan seorang murid baru, pindahan dari Jakarta. Feby ya

Teja Purnama, Sosok Penyair Kota Medan

(Catatan ini ditulis pada tahun 2012 oleh Alda Muhsi, Ferry Anggriawan, dan Sari Uli Octarina Panggabean semasa kuliah saat bertemu di Taman Budaya Sumut) Teja Purnama Lubis, lahir di Medan pada tanggal 19 Januari 1973. Anak ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Asmara Kusuma Lubis dan Rosmiati. Yang kini berdomisili di jalan Karya gang Suka Damai no. 5-H Kecamatan Medan Barat. Mempunyai tiga orang anak dengan istri Awalina Nasution. Modal awal menjadi seorang penyair baginya adalah membaca. Sewaktu kecil, kakek dan ayahnya banyak meninggalkan buku sastra lama. Setiap minggunya ia juga disuguhkan majalah anak-anak seperti Majalah Bobo. Ia pun tak menyangka pada akhirnya setelah memasuki SMP, ternyata ia mencintai dunia sastra. Hal itu terlihat bahwa pada masa SMP ia telah hobi membaca puisi. Hal ini juga berlanjut pada masa SMA hingga kuliah setiap perlombaan baca puisi ia pasti mendapatkan juara 1. Setelah membaca puisi, ia juga menyalurkan bakatnya lewat tulisan ka