Langsung ke konten utama

Peluncuran Antologi Puisi Ayu Harahap - Masa Silam Rahimmu


pada masa silam di rahimmu
cinta adalah kenikmatan menghisap ibu jari
sekalipun hari cuma ditandai gelap
tak ada yang akan tersesat

(Penggalan puisi Ayu Harahap - Masa Silam Rahimmu)

Pertama-tama saya ucapkan selamat kepada Penyair Ayu Harahap yang telah menerbitkan atau melahirkan anak pertamanya berupa Antologi Puisi yang berjudul Masa Silam Rahimmu (terbitan Obelia Publisher). Tentu saja sebuah proses yang panjang telah dilewati beliau. Hingga pada saatnya, Rabu, 30 Agustus 2017 bertempat di Aceh Corner Cafe (Komp. MMTC Pancing Medan) akan dilaksanakan peluncuran sekaligus bedah buku. Para pembedah yang sudah tidak asing lagi yaitu Bapak Yulhasni dan Abang Dani Sukma AS. 

Acara peluncuran ini akan diisi pula dengan pertunjukan baca puisi dan musikalisasi puisi oleh kawan-kawan Fokus UMSU. Acara ini terbuka untuk umum, gratis tanpa dipungut biaya apa pun, bahkan kabarnya para undangan yang hadir akan disuguhi segelas Sanger Mini spesial dari Kafe Aceh Corner.

Sebelumnya jika teman-teman belum memesan buku antologi Masa Silam Rahimmu, Ayu Harahap masih memberikan harga khusus Rp. 35.000,- per eks bonus tanda tangan, kutipan, dan kalau dibutuhkan foto bersama.

Mari kita hadiri. Mari kita gelorakan. Mari kita semarakkan sebagai bukti kecintaan terhadap dunia sastra/literasi kita. 




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Syarat Pindah Alamat Berlangganan Indihome

sumber: google   Masa kontrakan habis, mau pindah ke kontrakan baru, tapi gimana dengan layanan indihome yang sudah terpasang? Tentu saja kita ingin memindahkan perangkat tanpa harus ada embel-embel pasang baru agar terhindar dari biaya pasang yang bernilai Rp 150.000,00 (seratus lima puluh ribu rupiah). Itulah kemauan kita, tapi berbeda dengan aturan yang ditetapkan oleh pihak Telkom. Kejadian itu menimpa saya. Beberapa hari yang lalu saya berkunjung ke Plaza Telkom Jalan Putri Hijau Medan dengan tujuan untuk memindahkan perangkat i ndihome saya dari kontrakan lama ke kontrakan baru. Setelah naik ke lantai 2 (kantor pelayanan) saya mengantre beberapa saat, tidak pakai selembaran kertas nomor antrean, katanya mereka pakai sistem digital, pelanggan hanya dipotret, dan nanti tiba gilirannya CS akan menghampiri (sebuah inovasi pelayanan dan langkah bijak untuk menghemat pemakaian kertas). Tiba giliran saya untuk mengadu persoalan saya. Namun, jawaban sang CS tidak bisa menenteramkan hati,

[CERPEN ANAK] PR Feby

Akhirnya Redaktur Taman Riang Harian Analisa berkenan kembali mempublikasikan cerpen anak saya. Cerpen ini saya kirim bulan Oktober 2017 dan baru diterbitkan edisi Minggu, 7 Januari 2018.  Terima kasih saya haturkan, dan semoga berkenan menerbitkan cerpen-cerpen selanjutnya. Hehehe... Ayo menulis cerita anak untuk menyelamatkan anak-anak dari serangan game online dan medsos yang melumpuhkan akal. Ilustrasi: Analisa Oleh Alda Muhsi Feby merupakan murid kelas 2 sekolah dasar di SD Negeri 011. Setiap hari gurunya selalu memberikan PR dengan alasan untuk melatih daya ingat, dan membiasakan agar murid-muridnya rajin belajar. Dalam kelasnya, Feby termasuk murid yang rajin mengerjakan PR. Tak pernah sekalipun ia luput dari PR-nya. Feby telah dibiasakan orang tuanya agar sepulang sekolah harus menyelesaikan PR. Berbeda dari biasanya, hari ini sepulang sekolah Feby diajak Amanda untuk berkunjung ke rumahnya. Amanda merupakan seorang murid baru, pindahan dari Jakarta. Feby ya

Teja Purnama, Sosok Penyair Kota Medan

(Catatan ini ditulis pada tahun 2012 oleh Alda Muhsi, Ferry Anggriawan, dan Sari Uli Octarina Panggabean semasa kuliah saat bertemu di Taman Budaya Sumut) Teja Purnama Lubis, lahir di Medan pada tanggal 19 Januari 1973. Anak ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Asmara Kusuma Lubis dan Rosmiati. Yang kini berdomisili di jalan Karya gang Suka Damai no. 5-H Kecamatan Medan Barat. Mempunyai tiga orang anak dengan istri Awalina Nasution. Modal awal menjadi seorang penyair baginya adalah membaca. Sewaktu kecil, kakek dan ayahnya banyak meninggalkan buku sastra lama. Setiap minggunya ia juga disuguhkan majalah anak-anak seperti Majalah Bobo. Ia pun tak menyangka pada akhirnya setelah memasuki SMP, ternyata ia mencintai dunia sastra. Hal itu terlihat bahwa pada masa SMP ia telah hobi membaca puisi. Hal ini juga berlanjut pada masa SMA hingga kuliah setiap perlombaan baca puisi ia pasti mendapatkan juara 1. Setelah membaca puisi, ia juga menyalurkan bakatnya lewat tulisan ka