Puisi-puisi ini pertama kali dipublikasikan oleh Harian Analisa, Rabu, 8 Nopember 2017.
BIOLA
/1
Merdu dawai biola bergesekan menyusup kepalaku
hampir-hampir aku melayang, tak sadar diri entah di mana
adakah tuan pemiliknya?
atau seorang nona manis dengan bando garis-garis
hingga malam aku tak pernah luput
mendengar biola itu bernyanyi
walau kini hanya terngiang
hampir-hampir aku melayang, tak sadar diri entah di mana
adakah tuan pemiliknya?
atau seorang nona manis dengan bando garis-garis
hingga malam aku tak pernah luput
mendengar biola itu bernyanyi
walau kini hanya terngiang
SSSK, April 2017
BIOLA
/2
Aku kembali duduk di antara ramai orang menunggu bis
kota
suara biola samar-samar di ujung telinga
astaga, kupikir inilah halusinasi gila
bagaimana mungkin hari telah berganti
suara biola kemarin masih menginap di hati
suara biola samar-samar di ujung telinga
astaga, kupikir inilah halusinasi gila
bagaimana mungkin hari telah berganti
suara biola kemarin masih menginap di hati
SSSK, April 2017
BIOLA
/3
Bunyi biola semakin terdengar
debar dadaku semakin bergetar
aku tak kuasa menahan sabar
siapa di balik alunan biola itu
adakah dewa atau dewi
yang akan mengajakku terbang
arungi nirwana
debar dadaku semakin bergetar
aku tak kuasa menahan sabar
siapa di balik alunan biola itu
adakah dewa atau dewi
yang akan mengajakku terbang
arungi nirwana
SSSK, April 2017
BIOLA
/4
Pintu terbuka
wajahnya jelas walau sepintas
bis yang mengangkutku telah tiba
oh demi nyanyian langit
aku tak pernah menyesal berada satu ruang denganmu
walau sebatas lambaian tangan
aku hanya menyesal sebab tak sempat
kuiringi merdu biolamu dengan bait-bait puisi
tentang lelaki yang selalu menanti
SSSK, April 2017
wajahnya jelas walau sepintas
bis yang mengangkutku telah tiba
oh demi nyanyian langit
aku tak pernah menyesal berada satu ruang denganmu
walau sebatas lambaian tangan
aku hanya menyesal sebab tak sempat
kuiringi merdu biolamu dengan bait-bait puisi
tentang lelaki yang selalu menanti
Komentar
Posting Komentar