Langsung ke konten utama

Taman Bunga di Pekarangan Rumah


Oleh Alda Muhsi*

Artikel ini pertama kali dipublikasikan oleh Harian Analisa, Minggu, 22 Juni 2014.
Foto oleh Annisa Tri Sari


Di dalam kehidupan, manusia tentunya tak lepas dari perasaan lelah, gelisah, penat, dan sebagainya, yang jika dibiarkan akan berujung pada depresi. Banyak penyebab dari hal-hal tersebut, contohnya saja masalah di kantor, di kampus, di tempat kerjaan, di jalanan, bahkan masalah rumah tangga sekalipun.
Berbagai cara harus dilakukan untuk menghindari gejala-gejala demikian. Tentunya bagi siapa saja yang tidak mau terjebak dalam ambang kedepresian.
Ada pula cara natural yang bisa dilakukan untuk melepaskan diri dari jerat kepenatan tersebut, yaitu dengan memanjakan diri dalam keindahan alam. Menyaksikan panorama yang memesona, meresapi dinginnya puncak pegunungan, berendam di sepanjang anak sungai pegunungan, dan lain-lain.
Namun, untuk menerapkan kegiatan tersebut, diperlukan waktu yang luang, tentunya di luar aktivitas sehari-hari. Pada hari libur kuliah, atau kerja misalnya.
Kendala lain adalah jika hanya menunggu pada hari-hari libur apakah bisa dipastikan kita siap untuk bepergian? Apakah lelah yang menggantung di pundak selama 5 hari bisa kita bawa-bawa berlibur? Kalau memang ada, mungkin hanya sebagian orang.
Lantas, bagaimana halnya kepada sebagian orang lagi? Apakah tidak ada cara lain?
Pertanyaan di atas hanya memerlukan jawaban yang sangat sederhana. Namun, dengan kesederhaannya dapat dipastikan khasiatnya sangat berguna.
Bagi orang-orang yang sudah terjerat oleh perasaan penat dan lelah cobalah untuk menciptakan taman bunga di pekarangan rumah. Secara sadar atau pun tidak, ternyata taman bunga yang ada di pekarangan rumah dapat meningkatkan perasaan tenang dalam hati. Otomatis dapat melepaskan jeratan-jeratan penat dan lelah yang telah terikat.
Dengan desain yang elegan dan nyaman, kita bisa menikmati keindahan di rumah sendiri. Bisa dikatakan sebagai pencerah hati setelah seharian bekerja, bertemu dengan pebisnis yang membuat pusing kepala.
Tentunya dengan kehadiran taman bunga di pekarangan rumah, kita tak perlu lagi harus gelisah memikirkan untuk pergi ke tempat yang indah seperti gunung dan pantai. Kalau-kalau tidak ada waktu untuk bepergian, tentu kita bisa menikmati pesona taman bunga di rumah sendiri. Bersama keluarga menghabiskan senja yang indah dengan segelas teh hangat sebagai penenang pikiran. Duh, sungguh bisa dibayangkan betapa nikmatnya hal tersebut.
Banyak manfaat yang bisa dipetik dari adanya taman bunga tersebut. Mulai dari memperindah rumah hingga kepuasan batin yang bisa dirasakan, antara lain: ketenangan dalam menikmatinya, melepas segala penat yang ada dalam pikiran, menyegarkan jiwa seolah bunga-bunga yang mekar telah menghidupkan kembali warna-warni hidup kita.  
Selain itu, dengan menciptakan taman bunga di pekarangan rumah telah mengajak kita untuk turut menjaga kelestarian alam. Menjaga keindahan ciptaan Tuhan.


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Syarat Pindah Alamat Berlangganan Indihome

sumber: google   Masa kontrakan habis, mau pindah ke kontrakan baru, tapi gimana dengan layanan indihome yang sudah terpasang? Tentu saja kita ingin memindahkan perangkat tanpa harus ada embel-embel pasang baru agar terhindar dari biaya pasang yang bernilai Rp 150.000,00 (seratus lima puluh ribu rupiah). Itulah kemauan kita, tapi berbeda dengan aturan yang ditetapkan oleh pihak Telkom. Kejadian itu menimpa saya. Beberapa hari yang lalu saya berkunjung ke Plaza Telkom Jalan Putri Hijau Medan dengan tujuan untuk memindahkan perangkat i ndihome saya dari kontrakan lama ke kontrakan baru. Setelah naik ke lantai 2 (kantor pelayanan) saya mengantre beberapa saat, tidak pakai selembaran kertas nomor antrean, katanya mereka pakai sistem digital, pelanggan hanya dipotret, dan nanti tiba gilirannya CS akan menghampiri (sebuah inovasi pelayanan dan langkah bijak untuk menghemat pemakaian kertas). Tiba giliran saya untuk mengadu persoalan saya. Namun, jawaban sang CS tidak bisa menenteramkan hati,

[CERPEN ANAK] PR Feby

Akhirnya Redaktur Taman Riang Harian Analisa berkenan kembali mempublikasikan cerpen anak saya. Cerpen ini saya kirim bulan Oktober 2017 dan baru diterbitkan edisi Minggu, 7 Januari 2018.  Terima kasih saya haturkan, dan semoga berkenan menerbitkan cerpen-cerpen selanjutnya. Hehehe... Ayo menulis cerita anak untuk menyelamatkan anak-anak dari serangan game online dan medsos yang melumpuhkan akal. Ilustrasi: Analisa Oleh Alda Muhsi Feby merupakan murid kelas 2 sekolah dasar di SD Negeri 011. Setiap hari gurunya selalu memberikan PR dengan alasan untuk melatih daya ingat, dan membiasakan agar murid-muridnya rajin belajar. Dalam kelasnya, Feby termasuk murid yang rajin mengerjakan PR. Tak pernah sekalipun ia luput dari PR-nya. Feby telah dibiasakan orang tuanya agar sepulang sekolah harus menyelesaikan PR. Berbeda dari biasanya, hari ini sepulang sekolah Feby diajak Amanda untuk berkunjung ke rumahnya. Amanda merupakan seorang murid baru, pindahan dari Jakarta. Feby ya

Teja Purnama, Sosok Penyair Kota Medan

(Catatan ini ditulis pada tahun 2012 oleh Alda Muhsi, Ferry Anggriawan, dan Sari Uli Octarina Panggabean semasa kuliah saat bertemu di Taman Budaya Sumut) Teja Purnama Lubis, lahir di Medan pada tanggal 19 Januari 1973. Anak ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Asmara Kusuma Lubis dan Rosmiati. Yang kini berdomisili di jalan Karya gang Suka Damai no. 5-H Kecamatan Medan Barat. Mempunyai tiga orang anak dengan istri Awalina Nasution. Modal awal menjadi seorang penyair baginya adalah membaca. Sewaktu kecil, kakek dan ayahnya banyak meninggalkan buku sastra lama. Setiap minggunya ia juga disuguhkan majalah anak-anak seperti Majalah Bobo. Ia pun tak menyangka pada akhirnya setelah memasuki SMP, ternyata ia mencintai dunia sastra. Hal itu terlihat bahwa pada masa SMP ia telah hobi membaca puisi. Hal ini juga berlanjut pada masa SMA hingga kuliah setiap perlombaan baca puisi ia pasti mendapatkan juara 1. Setelah membaca puisi, ia juga menyalurkan bakatnya lewat tulisan ka