Langsung ke konten utama

Mudahnya Urus Akta Kelahiran di Disdukcapil Medan. Ini Syarat-syaratnya!





Ini adalah pengalaman pribadi. Sebenarnya malas juga berurusan dengan birokrasi pemerintah, tapi mau bagaimana lagi, administrasi memang harus dilengkapi. Waktu itu Kaliandra berusia sekitar 40 hari, kami pernah dengar juga sih, kalau urus akta kelahiran ketika usia bayi berumur lebih dari 60 hari akan banyak syarat tambahan. Makanya ketika umur 40 hari itu kami sibuk memikirkan Kaliandra harus segera punya akta kelahiran.

Sebagai warga yang taat tentu saja kami menjumpai Kepling terlebih dahulu. Namun alangkah terkejutnya ketika biaya yang diminta sangat fantastis, kalau tidak salah 250 ribu untuk akta kelahiran, dan 150 ribu untuk pergantian kartu keluarga. Wow... luar biasa bukan!

Akhirnya mundur perlahan, sambil berdoa semoga ada jalan keluar.

Dan betul saja, saat itu terlihatlah Whatsapp Story seorang teman yang mengatakan mudahnya mengurus administrasi di Disdukcapil Kota Medan. Segalanya serba gratis dan dipandu oleh petugas yang jaga. Tidak ada calo-caloan, tidak ada tipu-menipu. Segala petunjuk dan syarat-syarat tertera dengan jelas. Betapa semangatnya saya menerima kabar itu, dan langsunglah berangkat.

Survey membuktikan, ternyata benar! Segala urusan mudah dan cepat. Asal syarat-syarat dipenuhi, tinggal mengisi formulir, ambil nomor antrean, daftar, dan tunggu 14 hari maka akta kelahiran bisa diambil.

Oiya, ketika mengurus akta kelahiran, secara otomatis kartu keluarga akan diubah juga, dan kita juga akan mendapat Kartu Identitas Anak yang berwarna pink.

Bagi teman-teman di Medan yang mau urus Akta Kelahiran langsung saja datang ke Disdukcapil Jalan Iskandar Muda No. 270 Medan. Eits, tapi jangan lupa lengkapi syarat-syaratnya ya.

Ini dia syarat-syarat yang wajib dibawa untuk mengurus Akta Kelahiran.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Syarat Pindah Alamat Berlangganan Indihome

sumber: google   Masa kontrakan habis, mau pindah ke kontrakan baru, tapi gimana dengan layanan indihome yang sudah terpasang? Tentu saja kita ingin memindahkan perangkat tanpa harus ada embel-embel pasang baru agar terhindar dari biaya pasang yang bernilai Rp 150.000,00 (seratus lima puluh ribu rupiah). Itulah kemauan kita, tapi berbeda dengan aturan yang ditetapkan oleh pihak Telkom. Kejadian itu menimpa saya. Beberapa hari yang lalu saya berkunjung ke Plaza Telkom Jalan Putri Hijau Medan dengan tujuan untuk memindahkan perangkat i ndihome saya dari kontrakan lama ke kontrakan baru. Setelah naik ke lantai 2 (kantor pelayanan) saya mengantre beberapa saat, tidak pakai selembaran kertas nomor antrean, katanya mereka pakai sistem digital, pelanggan hanya dipotret, dan nanti tiba gilirannya CS akan menghampiri (sebuah inovasi pelayanan dan langkah bijak untuk menghemat pemakaian kertas). Tiba giliran saya untuk mengadu persoalan saya. Namun, jawaban sang CS tidak bisa menenteramkan hati,

[CERPEN ANAK] PR Feby

Akhirnya Redaktur Taman Riang Harian Analisa berkenan kembali mempublikasikan cerpen anak saya. Cerpen ini saya kirim bulan Oktober 2017 dan baru diterbitkan edisi Minggu, 7 Januari 2018.  Terima kasih saya haturkan, dan semoga berkenan menerbitkan cerpen-cerpen selanjutnya. Hehehe... Ayo menulis cerita anak untuk menyelamatkan anak-anak dari serangan game online dan medsos yang melumpuhkan akal. Ilustrasi: Analisa Oleh Alda Muhsi Feby merupakan murid kelas 2 sekolah dasar di SD Negeri 011. Setiap hari gurunya selalu memberikan PR dengan alasan untuk melatih daya ingat, dan membiasakan agar murid-muridnya rajin belajar. Dalam kelasnya, Feby termasuk murid yang rajin mengerjakan PR. Tak pernah sekalipun ia luput dari PR-nya. Feby telah dibiasakan orang tuanya agar sepulang sekolah harus menyelesaikan PR. Berbeda dari biasanya, hari ini sepulang sekolah Feby diajak Amanda untuk berkunjung ke rumahnya. Amanda merupakan seorang murid baru, pindahan dari Jakarta. Feby ya

Teja Purnama, Sosok Penyair Kota Medan

(Catatan ini ditulis pada tahun 2012 oleh Alda Muhsi, Ferry Anggriawan, dan Sari Uli Octarina Panggabean semasa kuliah saat bertemu di Taman Budaya Sumut) Teja Purnama Lubis, lahir di Medan pada tanggal 19 Januari 1973. Anak ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Asmara Kusuma Lubis dan Rosmiati. Yang kini berdomisili di jalan Karya gang Suka Damai no. 5-H Kecamatan Medan Barat. Mempunyai tiga orang anak dengan istri Awalina Nasution. Modal awal menjadi seorang penyair baginya adalah membaca. Sewaktu kecil, kakek dan ayahnya banyak meninggalkan buku sastra lama. Setiap minggunya ia juga disuguhkan majalah anak-anak seperti Majalah Bobo. Ia pun tak menyangka pada akhirnya setelah memasuki SMP, ternyata ia mencintai dunia sastra. Hal itu terlihat bahwa pada masa SMP ia telah hobi membaca puisi. Hal ini juga berlanjut pada masa SMA hingga kuliah setiap perlombaan baca puisi ia pasti mendapatkan juara 1. Setelah membaca puisi, ia juga menyalurkan bakatnya lewat tulisan ka